Rabu, 19 September 2018

Game Level 1


Assalamualaikum wr.wb

Sejak semalam saya merasa gelisah, saya merasa rindu dengan lingkungan kerja, rindu dengan seabrek kegiatan, rindu dengan deadline tugas. Saya rindu untuk kembali bekerja.
Saya merasa berada pada titik jenuh dengan kegiatan rumah yang hanya ini-ini saja. Saya merasa ingin seperti teman-teman saya yang masih bekerja,  dapat mengembangkan apa yang mereka inginkan.

Sedangkan saya, kemana saya melangkah saya harus bawa fikar. Kembali saya menatap anak semata wayang saya, saya teringat cucu teman mama saya yang masih berusia 17 bulan, yang terus menerus menangis mencari ibunya yang telah meninggal dunia. Apa saya sanggup melihat dan membiarkan fikar menangis berjam-jam saya tinggal bekerja. Saya dan fikar tidak pernah pisah, belum lagi dia tidak bisa minum botol, dia hanya bisa DBF.

Saya merasa bersalah kepada fikar atas perasaan saya ini, saya merasa kurang bersyukur atas segala karunia Allah melalui hadirnya dia. Tapi, saya benar-benar jenuh. Perasaan ini terasa berkecamuk. Saya memilih berdiam diri dan memeluk fikar. Saya bercerita kepada fikar dengan lembut bagaimana rindunya saya untuk kembali bekerja, tapi saya sangat menyayanginya sehingga saya tidak bisa meninggalkannya. Entah bagaimana cara dia memahami bahasa saya, dia mencium dan memeluk saya sambil terus ndusel.
Saya kembali bertanya kepada diri saya sendiri apa saya sanggup kehilangan momen manja fikar seperti ini? Tidak, saya tidak sanggup. Saya harus bisa mengendalikan ego saya agar tidak terbawa emosi saat membersamai fikar. Saya yakin setiap apa yang kita jalani pasti akan ada hikmahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar